Berdosakah Menyukai Artis K-pop dalam islam?

Siapakah Yang Patut Diidolakan???

Saat ini, demam KPOP tengah  merebak dikalangan remaja. Banyak remaja yang mulai menggandrungi produk-produk hiburan asal negeri ginseng dalm bentuk Korean Music, Korean Movie, Korean Drama, atau bahkan Korean Artists. Menyebarnya budaya pop Korea inilah yang disebut dengan istilah Korean Wave. 
Fenomena Korean Wave nyatanya membuat remaja saat ini sangat menggilai sosok-sosok rupawan nan romansa. Sudi menghabiskan banyak waktu demi duduk di depan layar TV/Laptop menyaksikan sang idola bermain dalam sebuah drama. Rela merogoh kantung dalam-dalam demi membeli atribut berbau korea atau bahkan menghabiskan banyak uang demi bertemu dengan sang idola. Hal yang paling miris adalah mereka rela bertahan dalam kerumunan banyak remaja, berdesak-desakan, menjerit ketika mereka hendak bertemu dengan sang idola. Walhasil, terciptalah remaja atau pemuda yang hedonis
Mengidolakan artis KPOP adalah perkara yang sia-sia, mengapa demikian???
Mencintai seseorang adalah hal yang wajar sebab itu merupakan sebuah naluri. Tak salah bila kita mencintai Rasulullah SAW sebab di dalam diri Rasulullah SAW telah terdapat suri tauladan yang baik. Tak saah bila kita mencintai orang tua, sebab hal itu adalah salah satu bentuk dari Birrul Walidayn (taat kepada kedua orang tua). Tak salah bila kita mencintai Al-Quran sebab itulah pedoman bagi manusia.tak salah pula bila kita mencintai seorang saudara akan keimanan dan ketakwaannya sebab hal itu dianjurkan didalam islam. 
Namun bagaimana dengan mencintai sang idola yang jangankan pernah membela Islam, bahkan mengimani Allah SWT pun tidak?
Imam Thabrani meriwayatkan satu hadits dari Ali Radhiyallahu 'Anhu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
وَلَا يُحِبُّ رَجُلٌ قَوْمًا إِلَّا حُشِرَ مَعَهُمْ
“Tidaklah seseorang mencintai suatu kaum kecuali ia akan dibangkitkan bersama mereka.” (Al-Mundziri berkata: isnadnya bagus. Dinilai shahih oleh Al-Albani dalam Shahih al-Targhib wa al-Tarhib: 3/96)
Diriwayatkan dari Anas Radhiyallahu 'Anhu, ia berkata: ada seseorang bertanya kepada Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam tentang hari kiamat. Ia berkata, “Kapankah kiamat itu?” beliau menjawab, “Apa yang sudah engkau siapakan untuknya?” ia menjawab, “Tidak ada, kecuali aku mencintai Allah dan Rasul-Nya.” Kemudian Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ
“Engkau bersama dengan siapa yang engkau cintai.”
Anas bin Malik berkata: "Kami tidak pernah merasa gembira seperti kegembiraan kami dengan ucapan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam:
أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ
“Engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai (di akhirat kelak).”
Dari hadits di atas menunjukkan bahwa seseorang akan bersama dengan orang yang dicinttainya. Pertanyaannya adalah sudikah kita dibangkitkan di akhirat nanti bersama orang-orang yang tidak mengimani Allah SWT? Sudikah kita bersama dengan orang-orang yang bahkan tidak pernah menjadikan Rasulullah sebagai suri tauladan sedangkan sebagai kaum muslim, selalu terlontar di bibir kita bahwasanya Rasulullah SAW adalah satu-satunya suri tauladan? 
{قَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا } [الأحزاب: 21]
Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS. Al Ahzab: 21)
 Tidakkah terasa miris ketika diri terus saja mengagumi mereka dan melupakan suri tauladan yang sebenarnya yang dimana jauh sebelum kita lahir?  Rasulullah SAW telah memikirkan kita, menangis mengingat nasib umatnya kelak.
Sahabat, apakah gaya hidup mereka sesuai dengan hukum Islam hingga layak untuk diikuti? Tentu saja jawabannya tidak. Para personel Girl Band misalnya, mereka memakai pakaian-pakaian minim yang mempertontonkan aurat mereka kepada ribuan pasang mata. Begitu halnya dengan Boy Band, menampilkan aksi memukau di atas panggung dan yang paling utama mereka bermodalkan ketampanan dan wajah romansa semata. Rata-rata musik mereka menggambarkan gaya hidup remaja yang penuh hura-hura, cinta yang tak halal atau bahkan mengandung unsur unsur satanisme. Tidak layak sedikit pun gaya hidup seperti ini diikuti oleh  kaum muslim, khususnya remaja-remaja muslim. Sah-sah saja menyukai musik-musik Korea. Karena mendengarkan musik dalam Islam sendiri hukumnya mubah, boleh dilakukan selama tidak terdapat perkara yang menjadikannya haram. 
Mencintai mereka bahkan mengidolakan adalah sia-sia, sebab hal itu tidak akan meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita. Seseorang bahkan rela menghabiskan banyak waktu demi menyaksikan mereka tampil melalui layar TV/ Laptop, padahal manusia sesungguhnya demi masa berada dalam kerugian kecuali yang beriman dan beramal shalih.
Sudah berapa banyak waktu seseorang terbuang percuma hanya demi menonton sang artis idola?
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dari hadits Abu Barzah Al-Aslami radhiyallahu ‘anhu yang diriwayatkan oleh Al-Imam At-Tirmidzi dan beliau berkata bahwa hadits ini derajatnya Hasan Shahih. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
لاَ تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ أربع : عن عُمْرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ وَعَنْ عِلْمِهِ فِيمَا فَعَلَ وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَا أَنْفَقَهُ وَعَنْ جِسْمِهِ فِيمَا أَبْلاَهُ.
“Tidak akan bergeser kedua kaki seorang hamba pada hari kiamat nanti sampai ditanya tentang empat perkara: (1) tentang umurnya untuk apa dia gunakan, (2) tentang ilmunya, sejauh mana dia amalkan ilmunya tersebut, (3) tentang hartanya, dari mana harta tersebut didapatkan dan untuk apa harta tersebut dibelanjakan, dan (4) tentang tubuhnya, untuk apa dia gunakan.” (HR. At-Tirmidzi)
Lalu sosok seperti apakah yang sebaiknya di layak dikagumi bagi kaum muslim? 
Pada masa Rasulullah berdakwah, banyak para pemuda dan pemudi islam yang rela berjuang demi menegakkan islam. Tentu saja merekalah para shahabat dan shabiyah yang selalu mendukung dan berjuang bersama Rasulullah SAW. Hal miris sering terasa ketika para remaja sekarang hanya mengenal idola barat atau KPOP saja, namun ketika ditanyai tentang kisah perjuangan para Shahabat, merekapun diam.
Sebut saja Bilal Bin Rabbah R.A, seorang muadzin pertama yang jugamerupakan sahabat Rasulullah SAW. Ketika kaum Quraisymenyiksa beliau dengan menindih batu besar panas diatas perutnya agar beliau memuji latta dan uzza, namun Bilal tetap bertahan dan meyakini islam sambil berkata “Ahad... Ahad... “ (secara terus-menerus)
Tak hanya Bilal, sahabat – sahabat lainpun tak kalah mengagumkan juga kisah mereka. Sebut saja  Umar Bin Khattab, Mush'ab Bin Umayr, Utsman Bin Affan, Abu Bakar Ash-shiddiq, Nusaibah Binti Ka'ab, dan masih banyak lagi.
Pada masa kekhilafahan selanjutnya, lahir banyaknya pemuda-pemuda islam yang sangat luar biasa. mereka tidak hanya unggul dalam hal tsaqofah islam saja, namun juga unggul dalam bidang IPTEK. sebut saja Ibnu Sina(sang bapak kedokteran), Ibnu Firnas(penemu pesawat terbang), Al-Haytham(penemu alat optik), Al-Khawrizmi(penemu angka nol , al jabar,dan masih banyak lagi) Taqi Ad- Din Ibn Ma’ruf, Al- Jazari, dan masih banyak lagi.
Atau mari menilik kembali kisah pejuang islam, seperti  Sultan Muhammad Al-Fatih
Sultan Muhammad al-Fatih merupakan Sultan ketujuh dalam Kesultanan Turki Utsmaniyah (Ottoman Empire). Beliau adalah Khalifah yang akhirnya, mampu mewujudkan bisyarah (kabar gembira) yang disampaikan oleh Rasulullah saw bahwa kaum muslim pasti menaklukkan kota Konstantinopel. Sultan Muhammad Al-Fatih adalah sebaik-baik yang menaklukkan kota Konstantinopel, dan sebaik-baik pasukan adalah pasukannya. Sungguh merupakan sebuah penantian yang sangat panjang sebab membutuhkan waktu selama 825 tahun sejak Rasulullah SAW menyampaikan bisyarahini. Dan Sultan Muhammad al-Fatih menaklukkan Konstantinopel di usia 21 tahun (sumber- sumber sejarah menyebutkan beliau menaklukkan Konstantinopel pada usia 23 tahun).
Berkata Abdulah bin Amru bin  Ash: “Bahwa ketika kami duduk di sekeliling Rasulullah saw untuk menulis, lalu Rasulullah saw ditanya tentang kota manakah yang akan futuh (takluk) terlebih dahulu, Konstantinopel atau Roma. Maka Rasulullah saw menjawab, ‘Kota Heraklius terlebih dahulu’, yakni Konstantinopel” (HR. Ahmad)
Demikianlah sedikit gambaran tentang sosok-sosok yang selayaknya dikagumi dan dijadikan panutan oleh kaum muslim. Sejatinya, sebagai kaum muslim kita patut mencintai mereka dan mempelajari kisah hidup mereka lalu dijadikan sebagai panutan, tak hanya itu kita sepatutnya lebih mencintai saudara seiman karenan keimanan dan ketakwaan mereka.
Wallahu A'lam bish shawab
ukhtukum fillah, Nisa Al-Anshariyah  :)
(pict source: Forsib UNEJ)
sumber dari inspirasi.co

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apa itu Dosa Jariyah?

Hijrah dan Istiqomah

MY SCHOOL